KISAH URWAH BIN ZUBAIR

Urwah Bin Zubair adalah seorang tabi'in yang diberi ujian bertumpuk - tumpuk, Masa itu ia hidup di zaman pemerintahan kekhalifaan Al walid bin abdul malik (Khalifa ke enam dari khalifa Bani Umayya dan kala itu kekuasaan islam pada puncaknya). Adapun ayahnya bernama Zubair Bin Awwam  "Al - Hawari " (Pembela) Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang pertama yang menghunuskan pedangnya dalam islam dan termasuk salah satu diantara 10 orang yang dijamin masuk sugra. sedangkan ibunya bernama Asma binti Abu Bakar yang dijuluki "dzatun nithaqain" (Pemilik dua ikat pinggang). 

Kakek beliau dari jalur ibu adalah Abu Bakar ash - shiddiq khalifah Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam yang menemani beliau di sebuah goa. Sedangkan nenek dari jalur ayahnya Syafiyah binti abdul muthalib yang juga bibi Rasulullah. Bibinya dalah ummul mukminin bahkan dengan tangan Urwah bin zubair sendirilah yang turun ke liang lahat untuk meletakkan jenazah ummul mukminin. 

Maka siapa lagi yang lebih unggul nasabnya dari beliau? Adakah kemuliaan di atasnya selain kemuliaan ketakwaan  iman dan islam ? sungguh beliau memiliki jiwa yang suci dan sangat tawadduh. Demi mewujudkan cita - cita yang di dambakanya sebagai seorang yang Alim (Berilmu dan beramal) beliau sangat gigih untuk menuntut ilmu dari para sahabat Rasulullah yang masih hidup. 
para pemimpin yang shaleh banyak meminta pertimbangan kepada beliau baik urusan pemerintahan negara maupun ibadah dengan kelebihan yang Allah berikan padanya. 
Beliau senantiasa mengajak orang-orang untuk memandang suatu masalah dari sisi hakikatnya. Beliau berkata, “Wahai putra-putriku, jika engkau melihat kebaikan pada seseorang maka akuilah itu baik, walaupun dalam pandangan banyak orang dia adalah orang jahat. Sebab setiap perbuatan baik itu pastilah ada kelanjutannya. Dan jika melihat pada seseorang perbuatan jahat, maka hati-hatilah dalam bersikap walaupun dalam pandangan orang-orang dia adalah orang yang baik. Sebab setiap perbuatan ada kesinambungannya. Jadi camkanlah, kebaikan akan melahirkan kebaikan setelahnya dan kejahatan  timbulnya kejahatan berikutnya.”
Beliau juga mewasiatkan agar berlemah lembut, bertutur kata yang baik dan berwajah ramah. Beliau berkata, “Wahai putra-putriku, tertulis di dalam hikmah, “Jadikanlah tutur katamu indah dan wajahmu penuh senyum, sebab hal itu lebih disukai orang daripada suatu pemberian.”
Jika beliau melihat seseorang condong pada kemewahan dan mengutamakan kenikmatan, diingatkannya betapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu membiasakan diri untuk hidup sederhana.
Namun ujian yang di terima Urwah Bin Zubair sangat menguji ketakwaan beliau, setelah kehilangan putranya yang meninggal akibat terkena tendangan kuda urwah juga mengalami sakit tumor yang menggerogoti tubuhnya yang mengakibatkan kakinya harus di amputasi. ketika itu semua dokter dan ahli di datangkan untuk mengobati beliau. Dan untuk melakukan operasi pada kakinya tersebut para dokter menyarankan untuk diberi bius (ber alkohol) untuk menghilangkan rasa sakitnya tetapi MasyaAllah beliau menolaknya '' Aku tidak akan membiarkan zat yang dilarang Allah untuk masuk pada tubuhku" aku tidak perlu itu, aku akan berzikir selama pemotongan kakiku ucap beliau.  akhirnya pemotongan kaki beliaupun selesai tanpa menggunakan obat bius dan beberapa saat beliau tak sadar (pingsan) 
kebiasaanya yang selalu tilawah dan saat selama ia tak sadar tersebut beliau merasa menyesal karena tidak sempat membaca Al - Quran seperti biasanya. 
sungguh banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah Urwah bin Zubai dari kesabarannya serta komitmennya untuk menjalankan perintah Allah serta kedermawanannya. Allahu alam bishoam. semoga bermanfaat untuk kita :) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Cinta Seorang Guru

FIM Keluarga kunang kunang

#DIRUMAHAJA